Kisah Nabi Yusuf; Kisah soal Baju

Kisah Nabi Yusuf dalam Al-Quran menjadi kisah terbaik. Al-Quran sendiri menyebut demikian, yaitu dalam Q.S. Yusuf: 3 (Kami menceritakan kepadamu -Muhammad- kisah yang paling baik dengan mewahyukan al-Quran ini kepadamu).

Kisah tersebut jika diamati, ternyata hanya terkait dengan tiga baju (Qamish) yang dipakai oleh Nabi Yusuf. Tiga baju ini menjadi ringkasan kisah hidup Nabi Yusuf yang berliku-liku dan berkonflik. Karena kisah teringkas dalam tiga baju ini, para ulama menyebut Surat Yusuf dengan Surat Baju (Surah al-Qamish). Bisa jadi inilah keunikan utama dari Kisah Nabi Yusuf, sehingga kisah tersebut dinilai paling baik oleh al-Quran.

Ketiga baju tersebut adalah:

Baju I: baju Nabi Yusuf yang diambil oleh saudara-saudaranya yang dengki dengan Nabi Yusuf setelah beliau dilemparkan ke dalam sumur. Baju tersebut digunakan oleh saudara-saudaranya untuk berbohong kepada ayah mereka (Nabi Ya`kub) bahwa Nabi Yusuf telah diterkam serigala padahal mereka lemparkan ke sumur. Untuk memperkuat itu, mereka melumuri baju tersebut dengan darah supaya seolah-olah itu darah Nabi Yusuf padahal tidak.

Baju II: baju Nabi Yusuf yang terkoyak dari belakang karena ulah majikan perempuannya. Nabi Yusuf ketika itu menjadi pembantu (budak) dari seorang pejabat Mesir. Istri pejabat mengajak Nabi Yusuf berbuat serong tapi beliau menolaknya. Nabi Yusuf lari ke arah pintu dan dikejar oleh majikan sehingga baju Nabi Yusuf robek oleh tangan majikannya.

Baju III: baju Nabi Yusuf yang dapat menyembuhkan kebutaan. Ketika itu Nabi Ya`qub (ayah Nabi Yusuf) sangat sedih kehilangan putranya sampai buta kedua mata beliau. Setelah Nabi Yusuf menjadi pejabat kerajaan dan diketahui oleh saudara-saudaranya, beliau menyuruh mereka membawa baju beliau untuk diletakkan di wajah ayahnya. Kebutaan ayahnya pun sembuh lantaran baju itu.

Ketiga baju Nabi Yusuf berkaitan dengan peristiwa yang berbeda-beda tapi memiliki kesamaan. Baju pertama menceritakan penderitaan Nabi Yusuf kecil yang didzalimi oleh kakak-kakaknya. Baju kedua menceritakan penderitaan Nabi Yusuf muda yang didzalimi oleh majikannya. Baju ketiga menceritakan kebahagiaan Nabi Yusuf tua yang menjadi pejabat kerajaan.

Baju pertama menceritakan penderitaan di waktu kecil; baju kedua menceritakan penderitaan di masa muda; dan baju ketiga menceritakan kebahagiaan di masa tua.

Namun demikian, ketiga baju di atas memiliki persamaan yaitu sama-sama menjadi alat bukti kebenaran. Baju pertama menjadi bukti kebenaran firasat Nabi Ya`kub sekaligus kebohongan saudara-saudara Nabi Yusuf. Mereka membawa baju Nabi Yusuf dengan berlumuran darah tapi tidak robek sedikitpun. Ini membuktikan kebohongan mereka; bagaimana mungkin seorang yang diterkam serigala tapi bajunya tidak robek meski berlumuran darah. Baju kedua membuktikan kebenaran Nabi Yusuf yang sekaligus kebohongan istri pejabat bahwa sebenarnya dialah yang mengajak serong, bukan Nabi Yusuf. Meski majikan tadi tidak mau mengakuinya sehingga menyebabkan Nabi Yusuf dipenjara, tapi pada akhirnya terbukti kebenaran beliau. Baju ketiga membuktikan kebenaran firasat Nabi Ya`kub bahwa Nabi Yusuf masih hidup, tidak seperti yang dikatakan saudara-saudaranya bahwa beliau telah diterkam serigala. Bahkan Nabi Yusuf hidup makmur dan menjadi pejabat negara sehingga dapat membahagiakan ayahnya dan saudara-saudaranya juga.

#sengsaramembawabahagia

Tinggalkan komentar